Prof. Sutan Nasomal Desak Presiden Bentuk Tim Bersama Komnas HAM: Tegakkan Hukum, Bela Rakyat!

Prof. Sutan Nasomal Desak Presiden Bentuk Tim Bersama Komnas HAM: Tegakkan Hukum, Bela Rakyat!

JAKARTA — Gelombang aksi protes rakyat terus terjadi di berbagai daerah, tidak hanya di Ibu Kota Jakarta. Aksi unjuk rasa yang berlangsung selama sepekan terakhir mengakibatkan jatuhnya korban, baik dari masyarakat maupun aparat keamanan.

Pakar Hukum Internasional sekaligus Ketua Umum Partai Oposisi Merdeka, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH., MH., menegaskan perlunya langkah tegas dari pemerintah.

“Banyak korban berjatuhan, ada yang luka ringan, luka berat, cacat, bahkan meninggal dunia akibat peristiwa ini. Presiden RI Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto harus segera membentuk tim khusus yang melibatkan kementerian terkait dan Komnas HAM RI untuk mendata, mengevaluasi, serta menangani persoalan ini,” ujarnya saat diwawancara media melalui sambungan telepon, Selasa (2/9/2025) kemarin.

Menurut Sutan Nasomal, pemerintah harus memastikan hak-hak korban sipil, mahasiswa, dan masyarakat terlindungi. Ia juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas korban jiwa dalam aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah.

Komnas HAM Jangan Bungkam

Lebih lanjut, Prof. Sutan menyoroti sikap aparat yang dinilai represif.

“Komnas HAM jangan bungkam ketika lebih dari 3.000 orang ditangkap. Masyarakat yang mendapat kekerasan harus segera melaporkan ke Komnas HAM. Para ketua BEM juga harus turun tangan, mendata korban mahasiswa maupun masyarakat yang menjadi korban kekerasan,” tegasnya.

Ia juga mendorong LSM dan LBH membuka posko pengaduan agar masyarakat bisa melaporkan tindak kekerasan aparat. “Bila perlu, rapor merah aparat yang melakukan kekerasan diumumkan secara terbuka di media nasional,” tambahnya.

Data Penangkapan

Berdasarkan keterangan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, hingga Senin (1/9/2025) total 3.195 orang telah diamankan dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh. Dari jumlah itu:

387 orang dipulangkan,

55 orang ditetapkan sebagai tersangka,

2.753 orang masih dalam tahap pemeriksaan.

Adapun sebaran penangkapan terbesar terjadi di:

Polda Metro Jaya: 1.240 orang,

Polda Jawa Timur: 709 orang,

Polda Jawa Tengah: 653 orang,

Polda Jawa Barat: 147 orang,

Polda Bali: 138 orang.

Data lengkap lainnya juga mencakup penangkapan di berbagai daerah, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua Barat Daya.

Korban Jiwa

Hingga kini, tercatat 7 korban jiwa dalam rentetan aksi:

1. Affan Kurniawan, driver ojek online, tewas setelah dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta Pusat (28/8).

2. Saiful Akbar (46), Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, meninggal akibat kebakaran gedung DPRD Makassar (29/8).

3. Muhammad Akbar Basri (Abay), staf Humas DPRD Makassar, meninggal dalam kebakaran DPRD Makassar (29/8).

4. Sarina Wati (26), staf DPRD Makassar, meninggal akibat kebakaran (29/8).

5. Rusdamiansyah (25), driver ojol, tewas dianiaya saat demo ricuh di Makassar.

6. Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal dalam kericuhan di depan Mapolda DIY (31/8).

7. Sumari (60), tukang becak di Solo, meninggal dalam bentrokan aparat dengan massa (29/8).

Seruan Prof. Sutan Nasomal

Prof. Sutan menegaskan bahwa aksi mahasiswa dan masyarakat mencerminkan kepedulian tinggi terhadap bangsa.

“Aksi demo ini adalah bentuk kritik dan nasihat rakyat kepada pemerintah. Jangan sampai masyarakat dikorbankan demi kepentingan segelintir kelompok. Saya meminta bantuan LSM dan LBH untuk mendata korban yang ditangkap, korban meninggal, maupun yang masih dirawat akibat luka berat,” pungkasnya.

#Nasional #Peristiwa